Text
Sains dan Islam: wacana, dilema, dan harapan
Indeks: hlm. 114-120
Kejumudan pemikiran dan kebudayaan di dunia Islam, salah satunya, adalah akibat dari sikap monolog di kalangan umat Islam. Hal itu terjadi karena kurang luasnya bentangan wawasan di kalangan mayoritas umat, sehingga kemampuan berartikulasi lebih diartikan sebagai usaha pendongkelan terhadap kemapanan. Gelegak pembaruan yang biasanya diaktori kalangan muda lebih sering dilecehkan sebagai pikiran-pikiran prematur kalaulah malah tidak disebut sebagai kesesatan pikir. Meski kami juga perlu memberi catatan bahwa, sikap "liberal" bukanlah yang kami maksudkan.
Berbagai ikhtiar sebagai upaya pembangkitan pemikiran, yang biasanya merupakan ajakan untuk berdialog, adakalanya dihadapi dengan kecaman. Perilaku pengecaman ini jelas tidak akan membawa angin perubahan. Padahal perbedaan visi individual bukan mustahil akan melahirkan visi baru yang mungkin lebih baik. Atmosfer seperti ini tidak hanya melulu terjadi di Indonesia, tetapi juga di negeri-negeri Muslim lainnya.
Dan, buku kecil ini ingin mencoba menguak khazanah dari mulai sains hingga kebudayaan muslim yang lahir dari gua garba Islam yang majemuk. Lebih dari itu, di tengah hiruk-pikuk dunia politik nasional yang kian tak menentu, kami ingin menegaskan kembali bahwa "perjuangan politik" bukanlah satu-satunya jalan bagi "kebesaran" umat. Hemat kami, gerakan kultural yang ditopang dengan integritas moral dan intelektual para pendukungnya akan lebih berarti bagi masyarakat Muslim pada umumnya.
Tidak tersedia versi lain